Fakta-fakta Honda dan Nissan Merger
Sebuah kesepakatan merger antara dua perusahaan otomotif Jepang terkemuka, Honda dan Nissan, diumumkan pada hari Senin. Aliansi strategis ini akan mengarah pada pembentukan perusahaan induk baru.
Meskipun masih dalam tahap perencanaan, baik Honda maupun Nissan memperkirakan bahwa pendirian perusahaan induk ini akan selesai pada Agustus 2026.
Kedua perusahaan menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada 1 Agustus 2024, yang menguraikan upaya kolaboratif mereka dalam penelitian dan teknologi yang difokuskan pada kendaraan yang didefinisikan oleh perangkat lunak (SDV), khususnya dalam kecerdasan buatan (AI) untuk teknologi kendaraan otonom dan kendaraan elektrifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, merger ini bertujuan untuk memperluas solusi mobilitas. Berikut adalah beberapa fakta kunci seputar merger dua raksasa otomotif, Nissan dan Honda:
Bukan Misi Penyelamatan untuk Nissan
CEO Honda, Toshihiro Mibe, menekankan bahwa merger dengan Nissan bukanlah operasi penyelamatan untuk perusahaan yang sedang berjuang.
Beliau mencatat bahwa merger ini merupakan transformasi signifikan dalam industri otomotif Jepang.
Baru-baru ini, Nissan mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 9.000 karyawan dan merevisi target penjualan tahunannya. Selain itu, perusahaan melaporkan penurunan 93 persen dalam laba bersih untuk paruh pertama tahun 2024.
Memperkuat Rantai Pasokan
Integrasi fungsi pengadaan akan memungkinkan Honda dan Nissan untuk meningkatkan daya saing mereka dengan menyelaraskan sumber komponen dari rantai pasokan yang bersatu.
Dengan berkolaborasi dengan mitra bisnis, kedua perusahaan dapat memperoleh komponen secara lebih efisien, mendukung pengembangan dan produksi kendaraan yang optimal.
Standarisasi Platform Kendaraan
Platform-platform yang berbeda yang digunakan oleh kedua perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih kompetitif sambil secara bersamaan mengurangi biaya produksi dan pengembangan.
Melalui standarisasi platform kendaraan, perusahaan akan dapat menawarkan berbagai jenis kendaraan, termasuk model mesin pembakaran dalam (ICE), hibrida (HEV), plug-in hibrida (PHEV), dan kendaraan listrik (EV). Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas.
Sinergi R&D
Upaya penelitian dan pengembangan (R&D) yang terintegrasi akan berfokus pada teknologi yang mencakup aplikasi dan platform untuk kendaraan yang didefinisikan oleh perangkat lunak (SDV). Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi kendaraan yang ramah pengguna dengan biaya yang lebih rendah.
Optimasi Sistem dan Fasilitas Manufaktur
Meningkatkan fasilitas produksi menjadi prioritas utama dalam merger ini. Dengan berbagi garis produksi dan mengintegrasikan fasilitas, kedua perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan pabrik, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi. Fokus pada pengurangan emisi karbon dari pabrik juga menjadi tujuan bersama.
Upaya untuk Mengurangi Biaya Operasional
Merge ini akan difokuskan pada penggabungan sistem dan proses operasional, termasuk fungsi back-office, untuk mencapai efisiensi yang signifikan.
Dengan memstandarkan proses dan mengintegrasikan operasi, kedua perusahaan dapat memotong biaya secara signifikan, meningkatkan profitabilitas, dan mempercepat pengambilan keputusan.
Manajemen Keuangan
Merge ini akan memungkinkan kedua perusahaan untuk meningkatkan fungsi operasional mulai dari pemasaran hingga produksi dan logistik untuk keberlanjutan kendaraan secara global.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Berkualitas
Sumber daya manusia adalah aset penting bagi kedua perusahaan. Setelah integrasi, pertukaran karyawan dan kolaborasi teknis akan diperkuat untuk mendorong pengembangan keterampilan.
Kedua perusahaan meyakini bahwa keberadaan tenaga kerja yang terampil akan menjadi penting dalam beralih ke era kendaraan listrik dan teknologi cerdas.
[Sumber: anomsuryaputra.id]