Dukung Swasembada Gula 2028, BNI dan Sinergi Gula Nusantara Kerja Sama Salurkan KUR ke Petani Tebu
Bersamaan dengan semangat Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan dan mandiri energi, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menjalin kemitraan dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk memfasilitasi distribusi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pinjaman BNI Wirausaha (BWU) khusus untuk petani tebu.
Kerjasama ini merupakan langkah nyata dari komitmen BNI dalam mengembangkan sektor pertanian serta mendukung target pencapaian swasembada gula pada tahun 2028. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara BNI dan SGN dilakukan di markas besar BNI di Jakarta pada Rabu, 11 Desember 2024. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Retail Banking BNI, Corina Leyla Karnalies, sebagai saksi perjanjian tersebut.
Melalui kolaborasi ini, BNI akan memberikan KUR dan pinjaman BWU kepada petani tebu yang menjadi mitra SGN. Potensi pembiayaan untuk para petani ini dapat mencapai hingga Rp 1,17 triliun, dengan SGN bertindak sebagai pembeli hasil tebu yang dipanen oleh petani yang mendapatkan pinjaman KUR dan BWU dari BNI.
“Sebagai bank milik negara, kami berdedikasi untuk mendukung program-program prioritas pemerintah, termasuk keamanan pangan nasional dan swasembada gula. Kerjasama ini sangat istimewa karena memperkuat kolaborasi kami untuk mendukung inisiatif pemerintah,” ujar Corina dalam sambutannya.
Corina menekankan bahwa peran BNI melalui kemitraan ini adalah untuk memastikan petani memiliki akses ke pembiayaan yang terjangkau dan mudah, serta dukungan yang memadai. “Kami berharap kerjasama ini terus membaik, karena ini hanya awal dari upaya kami. Ini akan menjadi representasi nyata kedaulatan Indonesia di sektor pangan,” tambahnya.
Dalam konteks yang sama, Hariyanto mencatat bahwa penandatanganan perjanjian ini memperluas kemitraan yang telah ada antara BNI dan SGN sejak tahun 2022. Penyediaan KUR dan pinjaman BWU kepada petani tebu memainkan peran penting dalam memperkuat keamanan pangan, khususnya dalam mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2028.
“Delapan puluh lima persen bahan baku gula berasal dari petani, sehingga penting untuk mendukung ekosistem yang menguntungkan para petani ini,” ungkap Hariyanto.
Program pinjaman KUR dan BWU tidak hanya bertujuan untuk membantu mencapai swasembada gula nasional, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini akan memberdayakan petani untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap ekonomi.
“Dampaknya akan terlihat jelas pada kelompok petani, yang pada akhirnya akan menghasilkan kemakmuran yang lebih besar bagi petani kita. Secara nasional, pencapaian terdekat kita adalah mencapai swasembada gula pada tahun 2028,” tutupnya.