Profil Effendi Simbolon, Politisi yang Dipecat PDIP Buntut Dukung Rido
PDIP Resmi Menyingkirkan Effendi Simbolon karena Melanggar Standar Etika Partai
PDIP telah secara resmi memberhentikan Effendi Simbolon karena melanggar standar etika dan peraturan partai. Effendi ditemukan mendukung Ridwan Kamil, calon gubernur DKI Jakarta.
Effendi Muara Sakti Simbolon, lahir di Banjarmasin pada 1 Desember 1964, menyelesaikan gelar Manajemen Bisnis di Universitas Jayabaya dari tahun 1982 hingga 1988.
Setelah lulus, ia memulai karirnya di berbagai perusahaan swasta dan menjadi konsultan untuk PT Pupuk Kaltim dari 1997 hingga 1999.
Effendi memasuki arena politik dengan PDIP, menjabat sebagai anggota fraksi PDIP di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia selama empat periode berturut-turut sejak 2004.
Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Sumber Daya dan Pendanaan untuk DPP PDIP dari 2010 hingga 2015. Pada tahun 2013, ia dinominasikan oleh PDIP sebagai calon gubernur Sumatera Utara namun kalah dari Gatot Pujo Nugroho.
Effendi sering menjadi sorotan karena pernyataan kontroversialnya. Ia memicu perdebatan publik ketika menyebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai “geng” dalam sebuah rapat di DPR.
“Ini banyak yang tidak sesuai, tidak haromonis, tidak patuh. TNI ini seperti geng, lebih ke arah organisasi. Tidak ada patuh,” ujar Effendi dalam sebuah rapat pada 5 September 2022.
Hal ini menyebabkan laporan diajukan terhadapnya ke Dewan Kehormatan DPR. Setelah mendapat kritik, ia meminta maaf atas keributan yang disebabkan oleh komentarnya.
Tindakan Effendi juga menarik perhatian menjelang Pemilihan Presiden 2024. Ia menunjukkan dukungannya untuk Prabowo Subianto selama Rapat Kerja Nasional Keluarga Simbolon di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, pada 7 Juli.
Pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024, Effendi kembali menarik perhatian publik. Ia hadir untuk mendukung Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, untuk calon gubernur Ridwan Kamil, yang berada di posisi pertama dalam surat suara, selama acara di Cempaka Putih, Jakarta, pada malam 18 November.
Sementara itu, PDIP mencalonkan Pramono Anung dan Rano Karno untuk Pemilihan Gubernur Jakarta 2024. Akibatnya, DPP PDIP memutuskan untuk mengusir Effendi.
“DPP PDIP telah memberhentikan Effendi Simbolon karena mendukung RK-Suswono,” konfirmasi Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat kepada CNNIndonesia.com pada Sabtu, 30 November.
Ia juga menyatakan, “Ini merupakan pelanggaran terhadap kode etik partai dan peraturannya.”
Referensi: anomsuryaputra.id